Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten menghadapi beragam tantangan selama lima tahun belakangan. Tantangan terberat yakni pada pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aisyah di Jl. KH Hasyim Ashari, Mojayan, Klaten Tengah.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Klaten, Siti Komariyah, mengatakan kegiatan Aisyiyah terbagi dalam berbagai bidang. Di bidang pendidikan, ia mengatakan sudah dilakukan pendirian PAUD serta peningkatan kualitas pengajar melalui berbagai pelatihan.
“Selama periode kemarin juga ada fasilitasi ke guru honorer. Fasilitasi itu berupa mengikutsertakan guru honorer ke BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Komariyah, Kamis (25/3/2016).
Di bidang ekonomi, selama lima tahun terakhir sudah ada kerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah melalui Disperindagkop dan UMKM melalui pelatihan keterampilan serta pemberian modal usaha. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pemberian keterampilan kepada mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) serta penyandang disabilitas dengan tujuan mereka bisa mandiri.
“Melalui keterampilan ekonomi, kami mendapatkan kepercayaan saat muktamar kemarin yakni untuk menyiapkan seragam lurik bagi kontingen Jawa Tengah. Dari situlah, banyak yang berminat untuk memesan seragam tersebut,” katanya.
Pada bidang kesejahteraan sosial, Komariyah mengatakan selain Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah, Klaten Tengah di tingkat cabang bermunculan panti asuhan di Ngawen dan Karanganom. Belakangan, Pimpinan Daerah Aisyiyah juga mendirikan pembangunan wisma bagi para lansia telantar di wilayah Klaten Tengah.
“Saat ini pembangunan sudah 75 persen. Panti itu menjadi tempat bagi para lansia yang selama ini telantar,” urai dia.
Komariyah mengatakan bidang kesehatan menjadi tantangan terberat selama lima tahun kepemimpinannya. Program itu yakni pembangunan RSIA Aisyiyah unit 2 yang berada di Aisyiyah di Jl. KH Hasyim Ashari, Mojayan, Klaten Tengah. Kendala utama dari pembangunan itu yakni soal pembiayaan.
“Program yang amat berat bagi saya mulai dari peletakan batu pertama hingga saat ini lantai tiga yang difungsikan terlebih dahulu untuk penerimaan pasien penerima jaminan kesehatan dari BPJS. Untuk program itu mencari pinjaman di bank sekitar Rp13,1 miliar ditambah pinjaman lagi Rp4 miliar. Dari sisi pergedungan belum rampung, tidak duga mencari tambahan dana lagi untuk instalasi. Tetapi, walau sulit kami percaya pasti ada jalan keluar,” jelas dia.
Komariyah mengatakan meski tertatih dalam pembangunan, RSIA Aisyiyah menerima berbagai penghargaan. “Walau tertatih, Alhamdulillah RSIA mendapatkan prestasi seperti juara nasional dari Persi Awards serta rumah sakit tipe C nomor satu di Jawa Tengah,” katanya.
sumber: www.sangpencerah.com link